Itu omongan temen-temen prempuanku waktu Marissa coba lempar ke mereka, sesama lajang waktu lagi cari jalan dari Sunset road. Setelah itu Marissa kepikiran, iya juga ya. Hidupku sekarang yang belum menikah adalah plan A ku, kenapa mikir malah kalo menikah yang plan A. Ga logis atau sebenernya pede bener bakal kayak gitu template jalan hidupmu, Mar. Setidaknya yang terjadi disini kini ya tidak. Besok ga ada yang tau.
Hidup yang saat ini adalah hidup dengan diriku sendiri, dan rencana-rencana apapun, seperti besok berangkat kerja dengan busway adalah harusnya tentang diriku. Terlebih dahulu. Mau memasukkan rencana menikah ya boleh saja dan boleh banget, tapi yang ada sekarang dirimu dan dirimu saja. Itu dulu, kalo Allah kasih jalan untuk ada yang mau ikutan dengan rencana hidup mereka juga sebagai pasangan aku dan kamu, ya boleh juga. Good idea.Dan itu baru plan B.
Saat ini segala rencana adalah dengan jadi diri sendiri, berbuat baik dan terbaik buat diri sendiri dulu. Memilih sikap, perilaku, hingga pilihan keputusan-keputusan lain adalah dengan memilih diri sendiri, kemudian baru yg lain. Menjadi teman dari diri sendiri hingga nyaman adalah hal yang buru-buru perlu disepakati antara kamu dan dirimu, Marissa dengan diri Marissa. Dan itu adalah plan A.
Membaca buku pola asuh karena menarik sekali melihat bagaimana tindakan berpengaruh ke anak-anak, bukan hanya dan hanya karena ingin jadi orang tua yang baik.
Bermain dengan anak-anak karena mereka menyenangkan, bukan hanya dan hanya karena ingin latihan jadi ayah atau ibu.
Belajar lebih dalam tentang agama karena ingin jadi hamba yang taat, bukan hanya dan hanya karena ingin mengajarkan ke anak.
Membuat plan B memberikan harapan besar akan hari esok, tentu saja. Menjalani plan A adalah cara bersyukur dan sepenuhnya hadir dengan nikmat dan apapun yang sudah datang saat ini.
*seluruh foto adalah dokumentasi pribadi, mohon pemberitahuan jika ingin dipakai, begitu juga dengan tulisan ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar