Jalan Seni : Pameran offline : PUBLIK, ICAD 2021
Dan kemudian datang langsung, di waktu booking yang sudah diinput sebelumnya.
PUBLIK ada di lobby lantai 1 Grand Kemang Hotel, Jakarta
Selatan. Grand Kemang Hotel mempunyai kode pos di 12730 yang juga jadi
simbolisasi di pameran kali ini. Beberapa tenant pendukung juga didisplay di
peta di tempat Pameran PUBLIK ada.
Setelah check in di aplikasi Peduli Lindungi dan pakai hand sanitizer Marissa masuk ke lobby hotel dan langsung disambut mural besar karya mbak Sheila. Mbak Sheila sendiri saya kenal setelah ikut kelasnya beberapa tahun lalu di Sketchwalking, menggambar sambil berjalan-jalan, seru banget ketemu lagi dengan Mbak Sheila lewat karya muralnya. Temen saya Faishol iseng banget mau ngukur berapa kalo berapa muralnya, buat masukan dia kalo dapet job mural, wakakak
@sheilasplayground |
Karya Mbak Sheila ini bercerita soal banyak peran prempuan dalam pandemi yang menjadi banyak sekali, prempuan keren sekali digambarkan disini, dengan berbagai representasi prempuan sebagai pekerja, sebagai pecinta dengan punya pasangan yang disayang dengan mengambil persona penggambaran Gustav Klimt dalam Der Kuss/The Kiss yang terkenal , bahkan sebagai penyayang binatang yang digambarkan dengan memberi makan kucing dan pikachu (?)
Karya lain, yang menarik perhatian adalah Home Exhibition
For Yoji, karya Mark Salvatus dan anaknya.
Mark Salvatus dan anaknya adalah karya kesukaan Marissa di pameran ICAD 2021. Mark dan Yoji menjadikan pengalaman relatable bagi seluruh manusia saat pandemi, sebuah karya yang dekat. Mark mengabadikan "karya-karya" Yoji anaknya saat lockdown. Lockdown walau tidak ada di Indonesia, atau sebenarnya memiliki nama lain yang beraneka ragam mengubah seluruh interaksi sosial yang dikenal oleh manusia. Mark juga mendeskripsikan karya nya bersama putranya ini sebagai mendefinisikan kembali arti ruang terbuka bagi interaksi yg sebelum nya akrab. Dan mengubah rumah sebagai pusat kegiatan.
Nah, ini ada yg karya yang bagus sekali tapi Marissa terlalu larut dalam deskripsi dan mikir panjang jadi ga kefoto, berarti kalian perlu datang langsung, nih. Duh yg ini ga foto karyanya padahal bagus cenah dia mendeskripsikan bahwa bukan menggambar adalah seni, tapi dia menggambar seni tah. mana lupa lagi foto, besok datang lagi apa ya, pamerannya berlangsung dari 21 Oktober hingga 28 November 2021
Karya lainnya yang menarik perhatian adalah milik Vendy
Mathodos yang tidak jauh berada dari mural Mbak Sheila.
Dengan gaya ilustrasi yg khas Vendy Methodos yang juga bisa
dijumpai secara online di @vendy_methodos ini menyampaikan kritik sosial dengan
visual yang menarik
Karyanya di ICAD 2021 jadi mengingatkan saya akan sir Joan
cornella yang agak nyeleneh. Distorsi pada anatomi wajah manusia tidak sampai
ditahap yang mengganggu. Vendy Methodos dengan karya menyentil dengan tidak
terlalu keras hingga bikin bete soal isu-isu sosial dan trend masa kini, yang
banyak banget bacot basa basi, hingga karya diberi nama sebagai The Museum of
Blah Blah Blah. Karya ini juga disebutkan lahir dari era isolasi yang banyak
dihabiskan Vendy dengan membaca buku karya sastra Indonesia.
Beberapa karya lainnya yang menarik mengangkat tema hidup
dan kematian oleh Nindityo
Adipurnomo pada instalasi dan karyanya Mono Human Being, Farewell Crown,
mencari ulasannya yang lebih panjang dari deskripsi saat instalasi ini cukup
sulit, padahal karyanya menarik perhatian dengan menggunakan bahan rotan dan
melihat ada garis-garis berbentuk fetus atau bahkan peti mati dlaam bahan
rotan.
Yang
menarik lainnya dan banyak banget karya dan instalasi menarik dari Pameran
PUBLIK ICAD 2021 ini yang Marissa senang sekali karena seperti obat untuk
pandemi yang begitu banyak menguras energi.
Yang
cukup personal karena dekat sekali dengan Marissa adalah Novelty Vogue karya
Arum Tresnaningtyas, yang menyoroti perkembangan fungsional hijab dari sebagai
gerakan agama menjadi mode, yang kemudian menggeser persepsi dari prempuan
berhijab yang kolot dan konservatif, menjadi hijab bukan hanya ekspresi identitas
keagamaan juga sebagai ekspresi mode sehari-hari
Karya
yang Marissa dan teman-teman cukup lama berinteraksi adalah DARLING dari
Komikazer, banyak sekali hal yang relatable
dengan kehidupan saat pandemi yang menjadi daya tarik instalasi ini, salah
satunya : ZOOM !
Lalu
tentu saja dari dunia NFT tentu saja hadir instalasi piano yang berisi seluruh
tanggal penting dalam konser pertunjukkan musik, yang mengajak pengunjung untuk
masuk dan berinteraksi. Dalam instalasinya ada penjelasan diagram yang panjang
sekali menjelaskan NFT, yang tentu saja Marissa tidak mengerti hahah walaupun
ada mas-mas baik hati yang menjelaskan dengan sangat sabar, maaf ya Marissa ga
ngerti.
Foto-foto
lainnya di PUBLIK
Nah,
di bagian belakang lobi tempat pameran ada instalasi “rumah” yang terbuat
sepenuhnya dari kawat, “THE INVISIBLE, Free the space” Pavilion Indonesia in
London Biennale 2021, kurang tau ini bagian dari PUBLIK atau tidak, tapi
instalasi ini mencuri perhatian sekali karena keseluruhan dibuat dari kawat
yang ujungnya sudah safe karena tidak tajam. Details di instalasi patut
diacungi jempol karena hingga kaca nako, keran air, oven, laci meja dan kursi
tempat tidur ada semua dan terbuat dari kawat, super cool!
Sekian itu aja sharing Marissa soal Jalan Seni setelah sekian lama dan setelah pandemi (amiin) yang menguras energi, mudah-mudahan bisa jadi alternatif selain berjalan ke mall dan tetap protokol kesehatan ya!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar