Sabtu, 02 Juni 2018

Bersama Ano


Kemarin pas persiapan berbuka bareng anak-anak Sanggar, Alhamdulillah jam 4 sudah selesai semua persiapan. Lalu, saya memutari Sanggar melihat anak-anak yang sedang mengikuti lomba-lomba sederhana yang menyenangkan, raut muka super serius tak sadar mereka tampilkan. Fahri sedikit monyong-monyong sambil mengingat betul lafadz adzan yang biasa mereka dengar lima kali sehari, sebuah inisiatif Bilal bin Rabbah yang kini dirapal dengan cermat oleh-oleh anak-anak lelaki yang kelak mengumandangkannya di masjid, atau sebagai imam ayah ibu mereka dan saudaranya kelak. Panggilan untuk selalu mengingat bahwa Allah selalu ingat kita, dan mengajak setidaknya dalam sholat kita bisa berdialog. Sejatinya shalat adalah waktu berdua saja dengan-Nya tanpa jarak yang berarti. Melihat pencipta di dalam tiap diri kita. Di dalam perbincangan yang kau tahan dengan manusia lainnya, atau emosi yang kau simpan hingga di waktu khusus seperti sholat lah yang mampu melepaskannya.

Momen dialog berdua saja kemarin terjadi bareng saya sama Ibnu, saya lebih suka manggil Ano, dulu ia susah ngomong Ibnu, terus saya dengernya Ano. Terus, nyaut bocahnya, yasudah itu panggilan sayang Kak Mar ke Ibnu. Ano anak manis muka imut, suka banget liat Ano lagi senyum. Senyum nya lebar membentuk huruf C dari sudut telinga ke telinga. Lalu, diikuti matanya menyipit jahil, bingkai wajah kecilnya tambah imut disambung rambut ikalnya yang suka mengintip jatuh di dahi. Ano belum bisa banyak ikut main dengan yang lain karena yang lain lebih besar. Ano juga suka banget main gapakai sandal.Saya terpaksa harus gendong Ano waktu dia nempel mau ikut ke Alfamart buat beli aqua buka puasa, turun dari gendongan, lari memutari alfamart dengan kaki telanjangdi lantai yang dingin, terus main nempel-nempelin muka ke kaca. Gemes, Ano bisa begitu bahagia berlari di antai dingin tanpa sandal dan menemukan pintu Alfamart bisa jadi alat mainan yang begitu membahagiakan.

Bayangkan baju koko Ano berwarna cokelat yang sedikit kebesaran, dan celana yang sedikit menyeret dibagian bawah, mudah saja ia berlari sana kemari, sambil tertawa. Lalu, gak lama berantem sama temennya sendiri. Tapi, Ano ga nangis. Manyun aja, sebel. Lemparin sandal, terus saya tarik aja peluk langsung gendong bawa pergi dari medan perang. Dan terjadi beberapa kali adegan seperti ini, saya narik ano, peluk, bawa muter-muter sekitaran Sanggar. Yang terakhir, saat Ano masih berusaha mengungkapkan kekesalannya dengan temannya saya tarik, gendong, peluk-peluk, elus-elus. Saya gatau sih bahasa cinta Ano gimana, tapi saya ingin menunjukkan kalo saya perhatian dan sayang, dan suka kalo Ano jadi anak baik. Kami berdua saja, Ano nempel dipeluk, mengatur posisi digendongan senyaman mungkin, karena saya empuk kali ya kayak kasur jadi sekalian gitu, lalu Ano menaruh kepala di pundak, lalu saya ayun-ayun sambil elus dan Tanya “kenapa kok berantem? Masih kesel ya? Kesel kenapa” lalu sesekali kita lihat mobil-mobil dijalan depan Sanggar biar Ano teralihkan. Dari beberapa yang saya baca soal melerai anak saat berantem, saya lebih suka pakai Time In daripada Time Out. Dulu pernah saya amati, time out ga efektif diterapin di Sanggar, they need love and compassion. Melerai Ano dan berdialog apa yang membuat dia kesel, sambil kita berdua bengong liat jalanan. Memberi jeda waktu saya yang bingung juga lagi riweh eh ada yang berantem hahaha gemess

“Abis dia duluan kak, dipukul nih disini”

Ano ngadu sambil manyun digendongan waktu kami berdua duduk depan alfamart, Ano ngadu sambil monyong-monyong, saya elus elus sambil memberikan respon menggali yang ia rasakan. Saya Alhamdulillah sambil duduk karena pegal gendong Ano setengah jam ya hahaha mudah-mudahan Ano kerasa saya sayang dia.

Lalu, elus elus punggung Ano yang sakit. Terus kami kembali ke Sanggar berdua, Ano lari ketemennya mau jambak lagi hahaha ditarik lagi kali ini, duduk bareng kak mar sampe selesai kegiatan. Nempel berdua kayak koala.  Setelah itu Kak Mar-nya ribet lagi tapi Ano ga berantem, duduk manis sambil nungguin dikasih aqua buat buka puasa bedugnya. Kata Ano, ano puasa, kalo bedug buka. Bedug Dzuhur, bedug ashar dan bedug maghrib. Puasa kan?


Di akhir saya bilang ke Ano, Kak Mar lebih suka Ano ga berantem ya, then we made pinky promise lewat kedua kelingking. Habis itu pas saya mau bersiap naik motor eh ada yang nempel di kaki terus, beneran kayak Koala……….