Minggu, 01 Juni 2014

Jalan jalan sambil berguru di #Akber16








Jalan jalan sambil berguru di #Akber16

Sabtu kemarin saya berencana melonggarkan sekrup dikepala akibat pengerjaan penelitian saya selama 4 bulan terakhir. Saya kemudian memutuskan ikut serta dalam kelas Akademi Berbagi yang kemarin mengangkat tema soal “Mencegah anak dari pelecehan seksual” tema yang menarik buat saya karena saya berada dekat dengan anak-anak dan isu ini sedang hangat diangkat di media massa. Kelas Akber hari sabtu kemarin bertepat Jl. Jenggala 2 di Kantor Indonesia Setara, terimakasih kepada Ayah saya yang sudah mau mengantar kalau tidak saya sudah bablas dan hilang di tengah kota Jakarta. Pembicara kelas Akber hari itu Mbak Yasmin (@jazzyontwit) pengelola Sekolah Gemala Ananda, mbak Yasmin tidak hadir sendiri, mbak Yasmin juga ditemani Bu Novi, pengajar kelas 1 SD di Sekolah Gemala Ananda. Banyak sekali ilmu yang saya daptakn secara praktis dan aplikatif, yang sayang kalau saya nikmati sendiri di buku catatan saya, jadi saya putuskan untuk menulis di blog ini.


Anak biasanya menangis dikarenakan tidak tahu cara untuk membela diri. Kalaupun mereka tahu caranya mereka sudah melakukannya. Anak-anak menangis karena tidak tahu bagaimana cara merespon, seperti bayi yang lapa tidak tahu cara merespon lapar nya selain dari menangis.”

Anak-anak yang nakal biasanya acting out dikarenakan adahal yang tidak terpenuhi.
Saat membantu anak menyelsaikan masalah coba mengambil sudut pandang dan membantu anak secara konkrit. Karena pada usia anak preschool anak baru belajar berpikir operasional, sedangkan pada usia anak SD anak baru belajar berpikir konkret.
Mbak Yasmin, Kepala Sekolah Gemala Ananda menerapkan 5 langkah bela diri yang sudah diterapkan di Sekolah Gemala Ananda dan dapat diterapkan ke anak-anak untuk membela diri anak:
1.       Ambil nafas dalam dan bilang pada diri sendiri “Aku berani!”
2.       Tatap mata si Pengganggu
3.       Bilang “STOP, jangan ganggu aku!”
4.       Tinggalkan situasi itu
5.       Beri tahu orang dewasa

Yang terpenting untuk pencegahan anak dari pelecehan seksual adalah dengan membangun konsep diri yang positif dan ideal pada anak, Mbak Yasmin menambahkan dapat ditambahkan mengenai pembangunan diri anak, pendidikan mengenai keragaman, membangun sikap mental, dan kemudian membangun sikap komunitas karena penyelesaian masalah dan yang harus dibangun bukan hanya anak anak akan tetapi juga komunitasnya secara sistem.
Mbak Yasmin juga menambahkan cara mengantisipasi pelecehan seksual adalah dengan cara memberikan pendidikan tentang seksualitas. Tapi, kemudian muncul pertanyaan.
Siapa yang mengajarkan?
Kapan?
Menurut Mbak Yasmin, yang lebih baik untuk mengajarkan pendidikan tentang seksualitas adalah orang tua, dikarenakan orang tua adalah lingkungan terdekat dengan anak, dan tiap keluarga mempunyai nilai tersendiri yang ingin ditanamkan. Itulah kenapa orang tua menjadi pihak yang lebih baik mengajarkan mengenai pendidikan seksual.
Dan tepatnya kapan? Sedini mungkin, ketika anak bertanya dan ketika ada momen.Perlu diketahui bahwa pendidikan seksualitas bukan berarti mengajarkan mengenai soal seks atau hubugan suami istri. Akan tetapi dapat dimulai dengan pengenalan mengenai jenis kelamin, dan kemudian bertahap sesuai dengan usia perkembangan anak.
Mbak Yasmin mencontohkan, dapat dengan diawali dengan pengenalan Laki-laki dan Prempuan, kemudian pengenalan mengenai tubuh, lalu dapat kemudian bernjak ke “Darimana aku berasal”
Yang saya suka, Mbak Yasmin juga memberikan referensi buku-buku yang dapat digunakan untuk membantu memberikan pendidikan seksual kepada anak. Seperti buku “What Your Child Needs to Know About Sex (and When)” kemudian ada buku yang lebih sederhana dengan penggunaan Bahasa Indonesia yaitu buku dengan judul “Apa yang terjadi pada diriku?” yang  terbagi atas dua bagian yaitu bagian prempuan dan laki-laki.


Mbak Yasmin menyaranakn kepada orang tua untuk membaca dulu sendiri sehingga orang tua tahu persis isi buku, pilih yang tepat, baca bersama ananda (anak), sehingga dapat memanfaatkan momen ini sebagai momen berkualitas bersama anak dan diskusikan bersama anak jika ada hal yang perlu diketahui anak dan hal yang tidak diketahui anak.
Selain membahas mengenai pencegahan seksual pada anak, Mbak Yasmin juga meceritakan anak anak yang juga belajar di Sekolah Gemala Ananda,  diajarkan untuk memebri respon lebih. Yang menurut saya dapat dicoba dicontoh, seperti ketika anak-anak meminta maaf saat anak anak ada yang bermain dan terjatuh.
 Mbak Yasmin bilang “Tidak cukup hanya kamu dengan minta maaf, ada hal lain yg bisa kamu lakukan lagi tidak?”
“Membantu dia berdiri, Bu”
“Itu hal yang bagus sekali,tapi belum cukup. Ada lagi hal yang bisa kamu lakukan?”
“Membantu dia pergi ke UKS bu membantu dia mengobati lukanya”
“Iya, itu hal yang bagus sekali”
Dari situ dapat diselipkan moral pendidikan.  Mbak Yasmin secara praktis juga mencontohkan bagaimana cara mengajarkan pendidikan moral dengan cara penggunaan lembar kerja bergambar yang berisi situasi besar dimana banyak anak-anak dengan berbagai interaksi berkumpul. Anak-anak akan diajak bersama-sama mengidentifikasi interaksi yang baik dan alasan pemilihannya dan dari situ bisa dielaborasi ke diskusi dengan anak anak.
Terakhir dari Mbak Yasmin untuk membangun komunitas adalah dengan, membuat kelas idaman dengan cara membuat kesepakatan yang disepakati dua belah pihak., membuat aturan kelas yang dibedakan dengan rutinitas, dan adanya pembinaan secara berlanjut.


"...children, of course, begin life with an untarnished sense of wonder, a capacity to experience total joy at something as simple as the greenness of a leaf; ...."- Stanley Kubrick


Foto diambil dari berbagi sumber di twitter dan teman saya @mferandy

Tidak ada komentar: