Pagi itu Januari 2013, Jakarta
diguyur hujan lebat selama berhari-hari, awan menggelayut kelabu yang enggan
bergeser dari langit menjadi pemandangan di kesekian hari. Rumah saya sendiri
tidak luput terkena imbas dari hujan berhari hari yang berhasil membuat Jakarta
tergenang dan lumpuh total. Bersyukur rumah saya hanya digenangi air dalam hitungan
jam saja, sedangkan di bagian Jakarta lain tidak sedikit yang tergenang selama
berhari hari.
Pagi itu Januari 2013, setelah
surutnya air dirumah, sambil melihat berita banjir Jakarta di televisi saya berpikir
“Gue kan anak kesehatan yak, kok
anteng aja nih gue dirumah adabanjir gede begini. Something feels wrong”
Beralih dari televisi saya pindah
fokus ke media sosial real-time Twitter
untuk melihat situasi banjir Jakarta, mem-follow
banyak orang membuat saya cepat mendapat informasi mengenai banjir Jakarta
ini. Satu retweet dari teman lama saya di BEM Fakultas MIPA UI, Ari menjadi
jalan atas pertanyaan yang belum lama terlontar di kepala saya.
“Membutuhkan tenaga kesehatan,
untuk posko obat di wilayah Manggarai Jakarta Selatan, silakan hubungi Mindy di
08xxxxxxxxx”
“Wah, deket nih dari rumah, boleh
deh”
Berangkatlah saya ke daerah
Manggarai disana, dan disanalah saya bertemu dengan komunitas yang kini menjadi
ruang bernafas saya, Dreamdelion.
Foto Januari 2013 |
Sebagai mahasiswa yang kerjaannya
kuliah, saya tidak pernah tahu sejujurnya Dreamdelion sangat asing bagi saya di
kali pertama saya datang. Tapi, ada nilai-nilai yang dibawanya yang sepaham dan
satu tujuan dengan saya, menebarkan mimpi dan mewujudkannya. Bahwa mewujudkan
mimpi juga dapat dengan mewujudkan mimpi orang lain. Dan bahwa happiness is real when shared.
#Ternyata bukan
sekali saja saya datang kesana, di hari kedua saya di posko, saya ditinggal
sendirian dengan anak-anak. Anak-anak bermain di posko yang sebenarnya adalah
tempat belajar PAUD. PAUD sendiri berisi banyak mainan, dan anak-anak ternyata
suka bermain disana. Dan kemudian, hari kedua ini lah yang kemudian menjadi
daya tarik saya datang ke Manggarai. Saya kangen mengajar, vakum satu tahun
tidak mengajar anak-anak membuat saya kangen berat, maka saat di posko saya
juga menyempatkan berinteraksi dengan anak-anak. Sampai di hari ketiga, Kak
Farah (Kepala Sekolah Sanggar saat itu,kini Ketua Yayasan Dreamdelion Indonesia)
mengajak saya untuk ikut mengajar juga di Sanggar.
Aaaaaaaaaaaaaaak saya senang
bukan main!
Dan sampailah ke minggu ketiga
saya mengajar di Sanggar yang #TernyataTidakMudah
Banyak hal yang harus dicermati
dan dipahami dalam menghadapi anak-anak, saya banyaaaak sekali belajar dari
interaksi saya dengan anak-anak di Sanggar, betapa sebenarnya anak-anak mengagumkan.
Bahwa orang dewasa yang punya tubuh lebih besar dan pengetahuan lebih banyak
bisa keok menghadapi mereka.
Bahwa mereka tidak pernah gagal
membuat saya merasa berarti dan dicintai. Hingga saat ini. Panggilan mereka
dari jauh yang meneriakkan nama saya selalu berhasil membuat senyum di wajah
saya.
Setelah asik jadi pengajar di
Sanggar saya bertemu dengan orang-orang yang adadi balik layar Dreamdelion yang
#Ternyata isinya
orang-orang hebat. Mereka sangat mencerminkan kemauan, kerja keras yang tinggi dan
semangat yang kuat, mengenal mereka di nyaris 2 tahun di kehidupan saya membuat
saya juga ikut terpacu untuk ikut berkemauan tinggi, kerja keras dan semangat
yang kuat. Dan kemudian orang-orang dibalik layar ini kini mejadi teman-teman
saya, diskusi panjang sampai tengah malam soal project yang sedang dilakukan
adalah hal biasa dilakukan, ini mengajarkan kepada saya soal kerja keras dan
disiplin terhadap jadwal.
Disana banyak sekali saya
pelajari, terlalu banyak hingga saya tidak bisa menyebutkannya satu satu. Tadinya
postingan ini akan saya buat dengan menyebutkan apa saja yang saya dapat dan
alami selama hampir dua tahun saya bersama Dreamdelion, tapi terlalu banyak
pengalaman menarik dan berkesan yang saya dapatkan. Dari anak-anak, warga dan
teman teman di Dreamdelion. Pelajaran dari anak-anak tentang bagaimana hidup di
waktu sekarang dan saat ini, pelajaran dari warga Manggarai yang sekarang sudah
seperti tetangga sendiri, yang sekarang kalau kesana tiba tiba bisa saja saya
diundang kerumah dan mendapat kue dan teh manis hangat, yang sekarang saya
punya tempat lain untuk dirindukan selain rumah.
Perkenalkan rumah lain saya yang
sudah berusia dua tahun,
Dreamdelion
Tidak ada komentar:
Posting Komentar