Selasa, 03 Desember 2013

Rekaman Bincang Masa Lalu



Perbincangan mengenai masa lalu.
Kebiasaan yang tak lama dilakukan, mengobrol mengenai apapun sambil ditemani segelas minuman, entah teh manis, es teh manis ataupun jus.
Gelas setinggi 15 cm menjadi saksi bisu atau berbicara dengan bahasa nya sendiri, merekam tiap perbincangan yang ada.
Menyimpan komposisi minuman kesukaan teman perbicangan
Teh Hangat dengan hangat suam-suam kuku.
Teh panas yang mendidih
Es Teh Manis dengan 1 balok es besar.
Atau segelas air putih.
Mereka juga pasti hapal bagaimana mereka dipegang selama perbicangan.
Dipegang dibibir gelas
Dipegang di kuping gelas.
Seberapa kecil perlakuan pasti mereka ingat.
Lalu, obrolan bergerak mulai dari kepenatan jadwal hidup yang dibuat dengan kesadaran sendiri

atau sekedar mengeluh tentang hujan yang tidak kunjung berhenti.


---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Leah lelah sekali setelah seharian berhadapan dengan layar kotak selama lebih dari 8 jam.
Mengamati desain untuk ilustrasi yang dipesan kliennya.
Jam sudah mulai menunjukkan pukul 20.00 WIB
Kantornya dibilangan Sudirman tidak menunjukkan sedikit pun gurat menyerah atas malam yang kian larut.

"Halo seniman kita, gimana kerjaan lu udah beres? Makan yuk!" suara Leah didalam telepon.
Menghubungi sahabat karibnya semasa kuliah itu untuk bertemu selalu menjadi obat penghilang lelah.
Setelah tujuh hari sibuk dengan mimpi masing masing, dan hari kedelapan waktu untuk rutinitas yang sudah disepakati. Tempat yang sama dan menu yang sama.


"Gimana Jakarta, Le?" Tanya Rayan setelah sampai di warung langganan mereka.
"Tetap sombong dan sok sibuk. Jogja gimana?"
"Totally awesome! Lukisan gue dapet galeri yang bagus dan cantik. Secantik yang punya"
"Hissssh, dasar laki! Eh, Bu Es Teh Manis satu yaa!"
"Dua deh Bu, saya mau juga"
"Kerja gak gerak depan komputer minumnya es teh terus Le, gue gak heran kalo lu ntar kena diabet"
"yeeee, jangan gitu dong ngomongnya. Ayo, ceritain soal lukisanmu"

Dua gelas es teh manis dan dua porsi Soto Lamongan.
Menu yang sama selama lebih dari 5 tahun. Di tempat yang sama. Merekam pembicaraan pertama saat keduanya tak sengaja bertemu untuk makan malam seusai kuliah. Soal perkenalanyang baru saja terjadi, atau kini pembicaraan terakhir sebelum keduanya sibuk lagi dengan dunianya, pembicaraan soal mimpi masing-masing. Dan, kini menjadi dalih untuk bertatap muka sekedar membicarakan hal remeh di hari-hari sebelumnya.

"Habis ini gue pindah ke Jogja, Le. I will stay there for months, maybe. Jadi, ga balik ke Jakarta dulu"
"Hah, ngapain?"
"Jogja rumah yang nyaman bagi gue dan lukisan-lukisan gue. Mau coba tinggal disana."
"Hooh. Oke!"

ada tegukan tertahan disela perbincangan yang tidak diduga. Mewakili kalimat yang tidak disampaikan atau maksud sebenarnya yang tidak terucap.

Lalu, kemudian menu berubah.
Satu gelas es teh manis dan satu porsi soto Lamongan.


Gelas isi teh manis hangat di suatu pagi di Bogor
 (dokumentasi milik pribadi)

Tidak ada komentar: