Jumat, 16 Januari 2015

Leah & Rayan : Percakapan 5 Bulan

Aku tidak tahu apakah ada perbedaan antara adanya aku dan tidak adanya aku
Apakah sebenarnya kamu mau tahu atau sebenarnya memang tidak pernah tahu.
Ada jarak diantara pertanyaan dan jawaban jawaban yang menjadi pasangannya.
Dan diantaranya ada Kamu.






Jogjakarta
Sudah mau 5 bulan Rayan di Jogjakarta, rumah baru untuk galeri dan bakatnya. Tapi tidak dengan hatinya. Ada sore dengan Soto Lamongan dan Es teh manis yang hilang dari kesehariannya. Ada telepon telepon singkat yang hilang dari rutinitasnya, dan ada pertemuan di jam 5 seperempat yang hilang dari agendanya tiap minggu.

“Leah lagi ngapain yak?”

Jakarta
“Leah, design campaign perusahan Bu Mieske udah belum ya? Gue ditanyain si Toni nih”
Leah yang belum lama tertidur didepan komputernya terbangun.
“Oh, iya Sel, udah kok tapi emang belum gue kirim ke email lu. Bentar yak!” sigap Leah menjawab sambil sesekali berusaha membelalakkan mata. Baru saja 5 bulan pindah kostan membuat dia harus mengatur lagi jam berangkat ke kantor. Leah yang terbiasa rutin dalam mengerjakan pekerjaan belakangan menjadi lebih berantakan karena harus menyesuaikan dengan lingkungan baru rumah kostnya.
“Le, tolongin gue dong! Sumpah deh susah banget sama Ibu yang satu ini Le. ”
Toni yang pagi itu langsung merocos soal klien ke Leah. Leah yang baru saja didatangi Sela, dan digelayuti rasa kantuk yang luar biasa hanya bisa mendengarkan.
“Bu Titik kan suka ngobrol ngalor ngidul, tapi ya soal lukisan. Sampe kerjaan gue gak selesai kalo meeting sama dia. Tolonglah, Le!”
“Sebentar… kenapa gue, Ton? Maksud gue, banyak kan anak kantor kita. Kenapa gue? Kerjaan gue masih banyak, Ton. Yang lain gimana?” Ucap Leah sambil menengok ke sekeliling.
Toni terlihat menghela napasnya. Dan sekali lagi melihat Leah.
“Oh, please, jangan kasih gue tatapan begitu, Ton hahahaha” Leah tertawa setelah Toni melihatnya sambil memelas.
“Hahahah Bu Titik itu maunya sama yang ngerti lukisan, Le.. Terakhir gue meeting sama dia. Dia cuma ngomongin lukisan aja. You know I know nothing about painting
Me either.”
“Lah kan sahabat lu pelukis, Le. tau lah dikit-dikit lukisan. Beside lu pernah bantuin dia pameran. Ya kan?”
“Iya sih,……oh…one condition!
“apa tuh?”
“Gue kan bantuin kerjaan lu nih, Ton dengan meeting sama Bu Titik, lu bantuin kerjaan gue juga yak”
“Yaudah, deh.”

Maka, siang hari di hari yang sama Leah pergi mengunjungi Bu Titik di rumahnya dibilangan Menteng, Jakarta Selatan.  Ibu yang berusia sekitar 60 Tahun itu adalah Pimpinan Redaksi suatu Majalah Wanita Dewasa. Kantor Leah menangani grand launching acara pemilihan model yang diselenggrakan oleh majalah tersebut. Leah yang susah payah melawan rasa kantuknya sesekali meneguk kopi instan yang ia taruh di botol minumnya berjalan menuju rumah besar di bilangan Menteng, Jakarta Selatan.
“Bagus banget yaa rumahnya”
Setelah sekitar setengah jam menunggu, Bu Titik akhirnya keluar dan menemui Leah.
“Sudah lama ya menunggu? Saya tadi rapat dulu dengan asisten saya dari kantor. Kamu dari kantornya Pak Satria ya?”
“Iya, Bu saya dari Kantornya Pak Satria. Perkenalkan saya Leah”
“Biasanya yang kesini mas-mas itu, si Toni ya”
“Oh, iya bu saya menggantikan Toni untuk meeting hari ini”
Kemudian pertemuan berlanjut membahas urusan bisnis diantara siang yang berganti sore ditemani pohon kamboja dan bunga-bunga lavender yang terlihat dari jendela.
“Saya perhatikan banyak lukisan bagus ya Bu dirumah ibu. Gayanya mirip karya Affandi”
“wah, kamu tau lukisan ya? Ini buatan anak saya, dia pengagum Affandi, jadi wajar karyanya mirip dengan Affandi”
“wah, keren bu! Anak ibu usia berapa bu?”
“Mungkin dia sudah seusia kamu, Leah, ya nambah dikitlah, kayaknya tuaan dia”.
“Oooo gitu ya, anak ibu tinggal bareng ibu ?”
“Dia sudah meninggal, Leah”
“Oh, maaf Bu”
Seketika Leah teringat seseorang yang sudah lama meninggalkan Jakarta mencari rumah baru untuk lukisan-lukisannya. Dan sudah 5 bulan Leah tidak dengar kabar darinya.
“Si Rayan gimana ya galerinya?”

Jogjakarta
“Maaf Pak Rayan untuk pameran minggu depan saya boleh minta daftar tamunya?”




Tidak ada komentar: