E = m c^2
Saya pikir rumus diatas adalah rumus yang paling sering didengar orang kebanyakan dari pada rumus keliling persegi, atau luas persegi panjang.
Rumus tersebut adalah Teori Relativitas Einstein yang menyebutkan jika semua benda akan memiliki kesetaraan massa-energi. (fiuuuh, terdengar berat). Dan bukan hal yang baru jika kita sangat mengenal ilmuwan jenius yang satu ini :
Albert Einstein (Sumber : Wikipedia) |
Relativitias eintsein didasarkan dua postulat
a. Postulat pertama : hukum - hukum fisika memiliki bentuk yang sama pada semua kerangka acuan inersia. b. Postulat kedua : cahaya merambat pada ruang hampa udara dengan cepat rampat c : 3 x 10^8 m/s yang TIDAK BERGANTUNG dari kelajuan sumber cahaya maupun pengamatnya.
Postulat ini kemudian yang menghasilkan konsekuensi konsekuensi bahwa semua besaran fisika akan berubah kecuali kecepatan cahaya. kemudian adanya kecepatan relatif, kontraksi panjang dan dilatasi waktu.
Kalau diperhatikan Einstein memberikan ide bahwa sesuatu tidak dapat dikatakan secara mutlak, bahwa ada ke-tergantung-an terhadap apa yang ada, atau kemudian yang biasa disebut sebagai : relativitas contohnya terhadap teori dilatasi waktu yang di berikan einstein (saya akan coba menjelaskannya).
Teori dilatasi waktu adalah pengembungan waktu terhadap pengamat yang bergerak (di luar pesawat = di Bumi) terhadap pengamat yang diam (berada di pesawat). Jadi waktu yang dibutuhkan (lama waktu yang dibutuhkan) akan berbeda besarnya bergantung kepada posisi pengamat, apakah berada di dalam pesawat atau berada dalam pesawat. Lihat kan? Einstein menurut saya mencoba memberikan ide bahwa untuk waktu yang memiliki satuan pasti (jam, menit, detik) pun tidak bisa disebut pasti, karena semuanya relatif. Tergantung posisi dan dimana tempat berada.
Kalau mau sotoy *it's gonna be sotoy post* tidak ada sesuatu yang benar benar terukur dan tidak ada yang mutlak. Tergantung posisi. Misalnya yang paling dekat dengan kehidupan sekitar , seperti berpendapat. Tergantung posisi ada didalam kejadian/peristiwa atau berada diluar peristiwa akan sangat berpengaruh terhadap pendapat yang akan dikemukakan. Yang berada diluar kejadian/peristiwa akan terjadi penggembungan (di-lebay-in). Yang berada di dalam peristiwa akan setengah mati mempertahankan pendapatnya dengan penambahan yang selalu diikuti "ah, lu kan gak ngerasain, jadi mana tau!" yang berada diluar kejadian akan paling sering mengemukakan pendapat dengan berbicara seolah telah mengetahui tiap detail peristiwa dan kemudian berkomentar. Perselisihan akan timbul jika keduanya sama-sama tidak mengerti bahwa satu dengan yang lainnya memiliki posisi yang berbeda untuk memperoleh keterangan yang sebenarnya dan selengkapnya sehingga membatasi kapasitas untuk memberikan pendapat. Relativitas juga kadang menjadi #commonbullshit yang paling sering didengar.
Saking beragamnya pendapat,ke-relatif-an dijadikan kambing hitam. Jika pada suatu diskusi mengenai Anggaran atau Perencanaan sesuatu , atau hal lain, pendapat yang paling sering didengar adalah "Ya, tergantung sih.. tergantung sama......" Relativitas kadang menjadi jawaban paling aman untuk mengatakan akan sesuatu atau ketika dimintai pendapat. Mungkin karena semua menyadari bahwa ke-relativitas-an ada dan tidak dapat dipungkiri. What I actually want to say is bertenggang rasa - lah terhadap ke-relativitas-an. No one knows what will happen to us on the next seconds, live a life! Berkomentar dan berpendapat-lah sesuai ke-relativitas-an posisi masing-masing. Dan jangan menyalah kan orang yang berpendapat berbeda, apalagi kemudian murka. Tapi, itu semua sesungguhnya itu tergantung sih
berarti hal (substansi) itu ditentukan oleh relativitas, atau dgn kata lain pokok substansi itu adalah relasi (bgmn pengamat melihat hal)? kalau relasi berubah, maka hal/substansi itu berubah gitu ya? hmm... aku bisa kasih contoh bagaimana pandangan relativitas mutlak itu keliru. andaikan kita berdiri 2 meter di depan meja, mengikuti pandangan relativitas, maka substansinya adalah "meja 2 meter didepan pengamat". nah problemnya relativitas mutlak adalah ketika meja tersebut digeser menjadi hanya 1 meter. karena keberadaan substansi ditunda oleh relasi dan relasi mengkondisikan substansi, maka mengikuti pandangan relativitas penuh maka meja yg jaraknya 2 m dari pengamat dan meja yg 1 m dari pengamat adalah berbeda, sebab relasinya berbeda.
BalasHapusyg mau gw katakan adalah, relasi itu mengikuti substansi, bukan sebaliknya. adanya sifat "kemejaan" tidak lain adalah karena ada materi meja. tidak akan ada sifat kemejaam tanpa adanya meja material di dunia ini..