Aku melihat kacamata-kacamata itu.
Berjejer rapih di rak optik. Kaca-kaca bening, dilap tiap hari agar selalu mengkilat dan bersinar.
Ku melihat mu, disetelan rapih yang tak pernah kutahu kau menyukai nya.
Katamu setelan itu harus kenalan dengan soto lamongan kesukaanmu yang sudah 2 tahun tak kau temui. Padahal asalmu Jogja, harusnya kau suka gudeg.
-----------------
Leah menemani Rayyan berkunjung ke mall besar dekat kawasan SCBD itu dengan pakaian seadanya. Sesederhana tempat soto yang terpikir Leah.
"Kata lu mau makan soto, gue udah buru-buru dari kosan nih"
Leah menemani Rayyan berkunjung ke mall besar dekat kawasan SCBD itu dengan pakaian seadanya. Sesederhana tempat soto yang terpikir Leah.
"Kata lu mau makan soto, gue udah buru-buru dari kosan nih"
"Ya abis ini Le, temenin gue ambil kacamata lah. Ntar gue traktir cilok deh" jawab Rayyan sambil mengecek pesanan kacamatanya yang baru diambil.
"Nongkrong SCBD, mau nraktir cilok, kaum proletar gue aja mah bisa beli cilok"
"Ya, Allah ngomel mulu, yaudah yuk makan"
----------
Jakarta tempat mu kembali lagi diantara diskusi soto dan es teh manis sederhana.
Waktu yang kita rayakan bersama dengan sederhana.
Sesederhana aku yang sekarang tapi bukan kamu. Penggangguran dan Pelukis sekaligus Pemilik Galeri yang sekarang entah apalagi kerjamu yang memakai setelan rapih yang bukan cirimu.
Waktu yang kita rayakan bersama dengan sederhana.
Sesederhana aku yang sekarang tapi bukan kamu. Penggangguran dan Pelukis sekaligus Pemilik Galeri yang sekarang entah apalagi kerjamu yang memakai setelan rapih yang bukan cirimu.
Aku dengan celana tidurku dan rasa kangenku bercerita dengan sahabat baik ku yang kini datang lagi, Rayyan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar