Dengan Glenn Fredly
Saya ingat sekali album pertama Glenn Fredly yang saya punya didapatkan ketika almarhum ayah angkat saya bertanya,
"Kamu mau apa, Ris?"
Alih-alih mengambil cokelat atau es krim, saya dengan cepat mengambil album Glenn Fredly yang Selamat Pagi Dunia. Saya ingat saya masih kelas 1 SMP waktu itu.
"Kamu gak mau eskrim, Ris??"
Menggeleng cepat, lalu saya menaruh album itu di meja kasir. Album yang saya tak sabar dengar keseluruhan lagunya dengan radio pemberian Pak'e.
Di rumah saya membuka pelan-pelan album kaset yang baru akhirnya saya bisa pegang. Uang jajan saya saat SMP saat itu belum sanggup untuk beli kaset album. Apalagi ditambah godaan jepitan warna-warni makin menyulitkan nominal tabungan yang masuk.
Kaset yang kemudian secara bergantian disetel di radio dan walkman pemberian Pak'e. Hadiah rangking 1. Walkman hadiah rangking 1 kelas 6 SD. Dan radio hadiah 17 Agustusan dirumah. Semesta tahu saja, gadis pra-remaja ini saat itu sedang gemar mendengar radio sambil belajar.
Musik dari radio menemani mengerjakan PR Kewarganegaraan, Matematika dan UTS, hingga saat saya menulis skripsi penelitian si gel cabai pelangsing itu.
Baiknya memang di lembar ucapan terimakasih saya saat skripsi kemarin ada ucapan terimakasih untuk para penyiar radio yang menemani kegundahan mengolah data atau mengolah fantasi dengan si dia.
Saya sering berbagai kesukaan bermusik dengan ibu. Untuk Glenn ibu berkomentar bahwa Glenn mirip denga musisi di jaman nya yang juga jadi favoritnya, Utha Likumahuwa,
"Manis memang, Mbak. Pake gitar lagi"
Ujar ibu yang membongkar sendiri seleranya.
Tapi, Bapak ga bisa main gitar, yang jelas Bapak manis, mungkin Bapak ga merayu dengan gitar tapi surat cinta dan ketulusannya bolak-balik Jakarta-Malang.
Lucky girl, Mom!
Ah, mereka berdua suka Utha Likumahuwa juga! Mungkin pendekatan antara mereka berdua dulu dimulai dari musik yang sama-sama mereka dengar.
Walau jelas ibu si anak musik keras penggemar Queen, Scorpio dan kawan-kawannya. Bapak penggemar Panbers, Koes Plus dan Dian Permana Putra.
Lalu, dilanjut dengan surat menyurat.
Pagi ini, saya, Bapak dan Ibu nyanyi bareng-bareng menyanyikan lagu-lagu Queen, sahut-sahutan. Ibu mengupas bawang, bapak bantu ngiris, saya menyetrika baju kerja.
Di lain hari saya memasang lagu Glenn
Malaikat Juga Tahu.
Ya Malaikat juga mungkin tahu pasangan tua ini sudah banyak berbagi musik hidup apa saja selama ini.
"Kamu mau apa, Ris?"
Alih-alih mengambil cokelat atau es krim, saya dengan cepat mengambil album Glenn Fredly yang Selamat Pagi Dunia. Saya ingat saya masih kelas 1 SMP waktu itu.
"Kamu gak mau eskrim, Ris??"
Menggeleng cepat, lalu saya menaruh album itu di meja kasir. Album yang saya tak sabar dengar keseluruhan lagunya dengan radio pemberian Pak'e.
Di rumah saya membuka pelan-pelan album kaset yang baru akhirnya saya bisa pegang. Uang jajan saya saat SMP saat itu belum sanggup untuk beli kaset album. Apalagi ditambah godaan jepitan warna-warni makin menyulitkan nominal tabungan yang masuk.
Kaset yang kemudian secara bergantian disetel di radio dan walkman pemberian Pak'e. Hadiah rangking 1. Walkman hadiah rangking 1 kelas 6 SD. Dan radio hadiah 17 Agustusan dirumah. Semesta tahu saja, gadis pra-remaja ini saat itu sedang gemar mendengar radio sambil belajar.
Musik dari radio menemani mengerjakan PR Kewarganegaraan, Matematika dan UTS, hingga saat saya menulis skripsi penelitian si gel cabai pelangsing itu.
Baiknya memang di lembar ucapan terimakasih saya saat skripsi kemarin ada ucapan terimakasih untuk para penyiar radio yang menemani kegundahan mengolah data atau mengolah fantasi dengan si dia.
Saya sering berbagai kesukaan bermusik dengan ibu. Untuk Glenn ibu berkomentar bahwa Glenn mirip denga musisi di jaman nya yang juga jadi favoritnya, Utha Likumahuwa,
"Manis memang, Mbak. Pake gitar lagi"
Ujar ibu yang membongkar sendiri seleranya.
Tapi, Bapak ga bisa main gitar, yang jelas Bapak manis, mungkin Bapak ga merayu dengan gitar tapi surat cinta dan ketulusannya bolak-balik Jakarta-Malang.
Lucky girl, Mom!
Ah, mereka berdua suka Utha Likumahuwa juga! Mungkin pendekatan antara mereka berdua dulu dimulai dari musik yang sama-sama mereka dengar.
Walau jelas ibu si anak musik keras penggemar Queen, Scorpio dan kawan-kawannya. Bapak penggemar Panbers, Koes Plus dan Dian Permana Putra.
Lalu, dilanjut dengan surat menyurat.
Pagi ini, saya, Bapak dan Ibu nyanyi bareng-bareng menyanyikan lagu-lagu Queen, sahut-sahutan. Ibu mengupas bawang, bapak bantu ngiris, saya menyetrika baju kerja.
Di lain hari saya memasang lagu Glenn
Malaikat Juga Tahu.
Ya Malaikat juga mungkin tahu pasangan tua ini sudah banyak berbagi musik hidup apa saja selama ini.
1 komentar:
Suka bgt cara berceritanya ini..lembut!!
Posting Komentar