Makanannya gimana, Mar?
Saya dan rekan saya jujur tidak
bisa menikmati makanan disini. Hambar.
Saya dan Maharhanie yang menginap
di rumah orang Indonesia cukup tertolong karena di rumah, Mbak Sendy memasak
sendiri makanannya dan tentu saja bercita rasa Indonesia.
Selamat sudah lidah kampungku yang bisanya makan nasi aja
Mbak Sendy yang jago memasak ini
sangat memanjakan saya dan Maharhanie dengan makanan Indonesia yang rasanya
persis seperti dirumah, padahal saya pikir mencari bumbu di Dubai cukup sulit. Ternyata
kata Mbak Sendy, di Dubai ada pasar juga, dan mereka menjual bumbu untuk
makanan Indonesia. Dan saya baru tau kalau beras yang biasa kita makan di
Indonesia itu beras untuk orang miskin kalau di Dubai. Nasi yang saya makan
cukup unik karena panjang banget. Tapi, lebih panjang lagi nasi yang waktu saya
makan di Rixos, di Palm Baech Almeera, nasi disana sudah seperti toge
panjangnya. Malam ketiga saya berada di Dubai, saya ikut Beach Party yang
diadakan teman-teman disana di Palm Beach Almeera, pantai yang berbentuk pohon
palem yang ada di peta itu.
saya lahap juga |
Pemandangan aslinya jauuuh lebih bagus, sayang banget gelap |
Saya dan Maharhanie, kami yang anak mami nan kampung
ini agak deg-degan juga ikut Beach Party di negeri orang, takut khilaf keminum
minuman keras.
Air pake batu kerikil gitu contohnya.
Tapi untunglah sudah Tanya-tanya ke
Pak Murdi, bapak baik hati di konsulat jenderal Dubai, kalau di negeri Arab
walaupun Beach Party minuman keras tidak akan sebebas di negeri barat.
Alhamdulillah~
Saya dan Maharhanie akhirnya
menghabiskan malam dengan minum air putih dan jus.
Hahahaha
Teman kami dari Ghana baik sekali,
mereka tahu kalau kami muslim dan tidak bisa minum alcohol karena larangan
agama, gak iseng nawarin kami. Saya dan Maharhanie sudah mengantri makanan
dengan teman kami dari Ghana, Mawuli untuk melibas habis segala seafood yang
tersedia. Saya sendiri mengambil banyak cumi, udang serta ikan. Dan beberapa
makanan lainnya (kemaruk, Mar) Tapi
ketika di meja makan, saya melihat Maharhanie tidak menghabiskan makanannya.
Pas saya coba sendiri, iya hambar ya. Lidah Indonesia kami yang terbiasa banyak
bumbu, merasakan bahwa makanannya hambar tapi mungkin sebenarnya tidak.
Salah satu teman saya dari Pakistan
yang satu meja dengan kami bertanya
“Marissa, selama di Dubai ada gak makanan disini yang kayak air keran di
negaramu?”
“IYA BANGET COY! BANYAK!”
(Percakapan diatas dalam bahasa
Inggris)
Apakah semuanya hambar?
Tentu tidak!
Makanan yang cocok sama lidah
Indonesia kami cuma nasi kambing di Tawassol di daerah Dubai Kota Lama, yang
enaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaak bgt (Terimakasih kepada Mbak Sendy dan keluarga).
Kabarnya Pak SBY juga suka makan disini.
Gaul~~
Rumah makan sederhana di daerah
Dubai Kota Lama, sekitar 20 menit dari Burdubai,
Tawassol ini ramai dikunjungi oleh wisatawan Indonesia, waktu kami kesana ada
serombongan Jemaah haji yang mampir ke rumah makan ini. Tempat makan tawassol
ini bentuknya seperti tenda tenda kecil dan makanan ditaruh di nampan dengan
terlebih dahulu, dan kami yang pengunjung dibiarkan duduk bersila. Ukuran porsi
cukup besar. Untuk perut orang Indonesia satu nampan bisa buat berempat orang,
itupun sudah sesak napas karena kekenyangan. Kalau untuk orang Arab cuma bisa
buat berdua.
Masih dari perbincangan dari Pak
Murdi, bapak berwawasan luas yang menjadikan liburan singkat kami jadi penuh
ilmu. Uni Emirat Arab yang beranggotakan 7 negara bagian, yang meliputi Abu
Dhabi , Dubai, Ajman, Fujairah, Ras al-Khaimah, Sharjah, dan Umm al-Qaiwan ini
berbentuk monarki konstitusional. Sebagai representasi keluar, aka nada Presiden
dari Abu Dhabi, dan Wakil Presiden dari Dubai. Pak Murdi juga menjelaskan
bagaimana budaya dari orang Dubai yang sangat disiplin dan menjaga betul
rakyatnya dari asing. Dan ternyata sulit sekali untuk menjadi warganegara Dubai
walaupun semisal kita punya darah keturunan. Dan Dubai ramai sekali dengan
orang asing yang tinggal menetap atau sekedar berlibur, saya sering melihat
banyak turis asing selama saya disana, Dubai juga ternyata tempat favorit para
orang kaya untuk buang-buang uang.
Mbok ya kasih aku, ngunu lho
Mbak Sendy lagi nemenin kami di Konjen |
Nah, saya dan Maharhanie di hari
terakhir kami sebelum kembali ke rumah emak di Indonesia, menyempatakan diri ke
Dubai Miracle Garden yang cantiiiik bangeeeeeeeeeet~
Dari Burdubai memakan waktu sekitar
30 menit dengan mobil pribadi. Kalau dengan taksi bisa habis lebih dari 50
dirham sendiri. Naik metro bisa setengahnya. Dubai Miracle Garden ini wangi
banget, ya karena dimana mana ada bunga. Tiket masuknya sekitar 30 dirham, itu
belum termasuk mobil kecil yang bisa mengantar kita keliling taman bunga yang
lebih kecil dari Dunia Fantasi Ancol ini. Dubai Miracle Garden sendiri hanya
ada di musim dingin, karena bunga akan meranggas jika masuk ke musim kemarau. Sewaktu
saya datang kesana sekitar bulan Maret sudah mau masuk akhir musim dingin, jadi
masih sempat main ke Dubai Miracle Garden.
Setelah dari Dubai Miracle Garden,
kami nge-mall ke Dubai Mall, tempat gaulnya di Dubai, jaraknya sekitar 30 menit
dari Dubai miracle garden. Dapat dicapai dengan taksi seharga 50 dirham. Bisa
sih naik metro, tapi tidak ada metro langsungdari Dubai Miracle Garden. Di
Dubai Mall, saya dan Maharhanie Cuma kepingin liat gedung paling tinggi sedunia
itu, Burj Khalifa. Dan benar kata Pak Muhdi kalau Burj Khalifa lebih asik kalau
dilihat malam hari, karena megah sekali dengan lampu lampu da nada pertunjukkan
air mancurnya!
Subhanallah~
Sewaktu saya mengambil gambar,
banyak turis asing yang ikut turut mengambil gambar, maklum Burj Khalifa dan
Dubai Mall termasuk tujuan favorit wisatawan.
Hari kepulangan kami, sedikit
mendung menggelayut, katanya Dubai hanya dua kali hujan dalam setahun,
beruntung sekali saya bisa merasakan gerimis di padang pasir. Katanya lagi,
Dubai itu punya magic sendiri, sekali datang pasti akan datang lagi!
Amin ya Rabbal alamin
Senangnya banyak belajar dari Dubai disana saya belajar banyak soal agama yang saya anut, walau jauh dari rumah saya diuji apa akan tetap menjalankan ibadah atau tidak, Ketika di pesawat yang tidak bisa sholat dan harus diqada, ketika di suatu tempat di Dubai tidak bisa menemukan sekedar praying room untuk sholat dan bagaimana bahagianya merasa dekat dengan teman dari Palestina karena berbagi mukena untuk sholat. Ketika dari Indonesia hingga Singapura, orang tidak memandang aneh kepada saya yang muslim dan tidak berjilbab, tapi setelah dari KL hingga Dubai, justru saya dipandang aneh karena muslim tapi tidak berjilbab, mohon doanya ya untuk saya.
Senangnya banyak belajar dari Dubai disana saya belajar banyak soal agama yang saya anut, walau jauh dari rumah saya diuji apa akan tetap menjalankan ibadah atau tidak, Ketika di pesawat yang tidak bisa sholat dan harus diqada, ketika di suatu tempat di Dubai tidak bisa menemukan sekedar praying room untuk sholat dan bagaimana bahagianya merasa dekat dengan teman dari Palestina karena berbagi mukena untuk sholat. Ketika dari Indonesia hingga Singapura, orang tidak memandang aneh kepada saya yang muslim dan tidak berjilbab, tapi setelah dari KL hingga Dubai, justru saya dipandang aneh karena muslim tapi tidak berjilbab, mohon doanya ya untuk saya.
Catatan untuk yang ingin ke Dubai, untuk pengurusan visa bisa dilakukan
langsung ke Kedutaan Uni Emirat Arab yang ada di Kuningan (bisa naik mikrolet
44 dari stasiun tebet, setelah itu mengojek untuk sampai kedalam) untuk visa di
kedutaan ada syarat harus dengan maskapai penerbangan tertentu, sebut saja
Emi*rates. Waktu itu saya mengurus visa online di agen yang biayanya sekitar
250 USD. Insyaallah 4-5 hari selesai.
Nah, untuk keberangkatan atas nama Indonesia seperti saya, perlu juga
dicermati dokumen apa saja yang diperlukan untuk keperluan administrasi disana,
apakah perlu keterangan surat dinas, surat yang ditanda tangani kedutaan, surat
keterangan dari instansi lembaga, surat keterangan dari pihak yang mengundang,
surat undangan, sertifikat, karena akan sulit jika diurus sepulang dari bepergian,
dapat memakan waktu berminggu-minggu. Bagi yang masih pelajar surat surat ini
juga harus dicantumkan ke lembaga seperti DIKTI dan SEKNEG jika kalian akan
dibiayai oleh Negara.
Terimakasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar