Selasa, 17 Januari 2023

Learning from my plan B (6): Time

 When the time is right it will come

Gapernah percaya sama quotes modelan gini solanya saya tipe yang gas terus dan kenapa tunggu besok kalo bisa sekarang. Bedanya apa.

Sampe ketemu sama suamiku yang lho lah kamu mah saya udah kenal dari dulu, kenapa baru naksir dan ngajak nikah sekarang seeeeeeeh, gatau apa gue berkali-kali patah hati sebelum ketemu eluuuuu, dari dulu napa naksir gue. Ya kira-kira begitu waktu mau nikah sama suamiku yang clueless ini.





Beda dengan Kangmas Saya perlu ketemu banyak orang yang salah dulu baru menyadari perbedaan platonic love, romantic love dan passionate aja. Zuzur letih. Ketemu sm Kangmas, di momen "Oke, ya Allah Marissa ikhlas dan oke aja sudah full menerima kalo skenario nya aku sendirian sampe akhir hayat"

Lah, ketemu sm mas-mas akward yang naksir aku karena diajak ngobrol dari hati. Padahal, udah kenal dari 10 tahun lalu. Yang memang kenalannya cuma selewat aja ya. Rencana Allah emang seru.


Seseru itu sampai saya ketulah sama kutipan-kutipan yang gak saya suka, dan membuktikan sendiri, kalau memang benar waktu sekali lagi yang membuktikan, dan percaya aja sama skenario dari Penulis Yang Paling Baik, Allah.


Banyak hal yang Allah kasih perlunya lebih dengan lamban saya terima dan tidak buru-buru ambil tindakan. Tidak buru-buru memberikan label terhadap usaha yang baru saja saya terima hasilnya dengan tidak sesuai, mungkin bukan sekarang memang untuk terima hasil yang sesuai. Nanti mungkin. Atau dua jam lagi. Memang perlu waktu, tapi untuk sampai nanti dan kemungkinan-kemungkinan yang lain, memang tetap perlu berjalan.


Selamat menunggu hasil yang sekarang masih jadi kemungkinan ya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar