Rabu, 15 Juni 2022

Learning from my Plan B (4): Adaptasi dan Kompromi

 Beberapa hari yang lalu aku sm L pindah ke apartment, dua hari ga bisa tidur. Sepertinya badanku adaptasi sama banyak hal baru yang terjadi. Terlebih aku. Kalo L he is super good in handling himself, dan ga ngotot. Aku ngotot sekali.

Hari-hari pertama kami jauh dari kenyamanan support kedua orang tua kami, dipenuhi dengan pagi, menyusun rencana hari ini goals apa aja dan jadwal. Lalu mengatur, siapa urus apa, siapa kesini, siapa kesitu. Seru bagiku, karena tak tek tok dan sat set sot serta clear. Alhamdulillah Allah baik sekali, natural sekali kerjasamanya, mudah-mudahan Allah jaga.

Bareng L kemarin, menyelesaikan kebutuhan pokok kami, mengurus tempat tinggal dan menyadari bahwa letih yang dirasakan konsekuensi menuju fase hidup baru dengan tidak hanya bertanggung jawab diri sendiri tapi, ada orang lain yang akan menanggung konsekuensi atas pilihan-pilihan yang diambil. 

---


Tadi pagi ingin menulis ini setelah menatap piring sarapan L yang kubuat dan melihat piring sarapan ku. Marissa tipe yang sarapan, breakfast like a champion, and go big or go home. Menu sarapanku biasanya, lontong sayur, bubur ayam, nasi uduk dan pernah bahkan sate padang. Tapi, pagi tadi aku ikutan pola makan L dengan makan toast aja, 2 lembar. I was amazed of myself 😂. Dititik aku kompromi dengan kebiasaanku demi adaptasi dengan kegiatan baru ku dipagi hari yang perlu memasak. 


Menuju banyak adaptasi dan kompromi lainnyaaaa, yihaaw

Memasak makan malam sambil L meeting

Rewards for us

Muka berbicara
 "Aku sudah masuk adulthood, yeay" 

Belanja Bulanan pertama dan bikin member swalayan

Mengurus tempat tinggal dan perintilannya

Tamu pertama di rumah, tukang wifi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar