Senin, 11 Februari 2019

Mencintai dengan Sederhana

Mencintai dengan sederhana



"Jika Bapak dan Ibu berpikir kami datang ke Manggarai agar anak-anak dapat pembelajaran yang baik dari kami. Tidak, kamilah yang sangat  banyak belajar dari anak-anak"



Tiga tahun yang lalu saya menemani anak-anak pergi ke salah satu sekolah alam di Cikeas. Dialog diatas adalah apa yang saya dapatkan selama 4 tahun disana dan tahun ini adalah tahun ke 6 saya bermain bersama mereka.


"Anak-anak mengajar kan kepada saya bagaimana mereka dengan tulus dan penuh kasih sayang menyambut orang baru, siapapun yang datang, tanpa curiga dan dengan tangan terbuka"




Saya pikir saat itu adalah pembelajaran terbesar yang saya dapatkan dari anak-anak. Ternyata, tidak berhenti sampai disitu.
Enam bulan terakhir dalam hidup saya bersama mereka saya belajar cara mencintai orang lain dengan sederhana. Mencintai orang lain dengan sesederhana kau menerima dia apa adanya. Entah mungkin mencintai saya yang suka bawel dan mengulang-ulang peraturan bermain Sanggar. Mencintai saya yang kadang sudah lama tidak datang. Mencintai saya dengan suara Kak Mar yang begitu keras. Mencintai saya, yang sesekali menegur mereka saat bilang ngomong jorok. Dan tetap mencintai saya yang sesekali tidak menoleh ketika sudah sekuat tenaga mereka meneriakkan nama saya. Mencintai kak Mar sebegitu sulitnya ya, tapi kalian tidak pernah bilang begitu.
Anak-anak tetap menyambut Kak Mar dengan suara yang nyaring dari jauh lalu tak lupa menghampiri manis dan minta dipangku oh atau kadang minta digendong. Anak-anak tetap mencintai Kak Mar dengan cara membisikkan rahasia yang hanya kita yang tahu. Tetap mencintai Kak Mar dengan cara menanyakan Kak Mar kemana saja kok kemarin gak main. Atau mencintai dengan tanda kangen minta digambarin bunga. Betapa mungkin mencintai tak perlu janji manis kak Mar akan selalu datang. Betapa mungkin mencintai tak perlu semahal membawakan hadiah tiap minggu tanda sayang, tapi mungkin sesekali perlu. Betapa mungkin mencintai sesederhana kak Mar dan kalian menertawakan coretan di wajah atau kak Mar yang keringetan kayak mandi.
Betapa anak-anak mengajar kan ke saya bahwa mencintai lah lewat hati dan ketulusan akan menemukan jalan nya di hati yang lain. Tanpa terpaksa.


Ditulis jam 2 pagi karena keingat dua anak kecil Sanggar yang manis sekali, Kay dan Wawa :)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar