Minggu, 09 Oktober 2016




Prempuan dalam Kereta

Pagi ini seperti biasa, kamu menyisir rambutmu alakadarnya. 
Prioritas utama adalah membuatnya setidaknya teratur dan tidak kusut. 
Peduli setan dengan alis yang lupa kau gambar, atau gincu yang lupa kau oles.

Lalu, dengan tidak sarapan menyempatkan membuatkan makanan untuk suami atau anak dengan berbekal roti dan selai. Secara cepat mendatangi stasiun terdekat menyambangi transportasi massal yang paling mungkin tak kenal macet di ibu kota. Walaupun, sesekali terhambat atau terlambat. Perbedaan yang tidak mencolok hanya karena beda satu konsonan.

Lalu dengan prempuan lainnya, mencoba melawan hukum rasio kapasitas dan luas ruangan gerbong, memaksakan tubuh untuk tetap muat dalam gerbong yang ditempeli stiker merah jambu. Simbol keamanan atas gangguan yang mungkin disebabkan gerbong non merah jambu. Entah yang mengambil barang berharga, atau mengambil kesempatan yang kesempitan.

Sekiranya Kartini lahir sekarang dia punya banyak kawan wanita tangguh lainnya di kereta jabotabek.














Marissa Abdul, 27 Juli, 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar