Jalan jalan sambil berguru di #Akber16
Sabtu kemarin saya berencana melonggarkan sekrup
dikepala akibat pengerjaan penelitian saya selama 4 bulan terakhir. Saya
kemudian memutuskan ikut serta dalam kelas Akademi Berbagi yang kemarin mengangkat
tema soal “Mencegah anak dari pelecehan seksual” tema yang menarik buat saya
karena saya berada dekat dengan anak-anak dan isu ini sedang hangat diangkat di
media massa. Kelas Akber hari sabtu kemarin bertepat Jl. Jenggala 2 di Kantor
Indonesia Setara, terimakasih kepada Ayah saya yang sudah mau mengantar kalau tidak
saya sudah bablas dan hilang
di tengah kota Jakarta. Pembicara kelas Akber hari itu Mbak Yasmin (@jazzyontwit)
pengelola Sekolah Gemala Ananda, mbak Yasmin tidak hadir sendiri, mbak Yasmin
juga ditemani Bu Novi, pengajar kelas 1 SD di Sekolah Gemala Ananda. Banyak
sekali ilmu yang saya daptakn secara praktis dan aplikatif, yang sayang kalau
saya nikmati sendiri di buku catatan saya, jadi saya putuskan untuk menulis di
blog ini.
“Anak biasanya menangis dikarenakan tidak tahu cara untuk
membela diri. Kalaupun mereka tahu caranya mereka sudah melakukannya. Anak-anak
menangis karena tidak tahu bagaimana cara merespon, seperti bayi yang lapa
tidak tahu cara merespon lapar nya selain dari menangis.”
Anak-anak yang nakal biasanya acting out dikarenakan adahal yang tidak terpenuhi.
Saat membantu anak menyelsaikan masalah coba
mengambil sudut pandang dan membantu anak secara konkrit. Karena pada usia anak
preschool anak baru belajar berpikir
operasional, sedangkan pada usia anak SD anak baru belajar berpikir konkret.
Mbak Yasmin, Kepala Sekolah Gemala Ananda
menerapkan 5 langkah bela diri yang sudah diterapkan di Sekolah Gemala Ananda
dan dapat diterapkan ke anak-anak untuk membela diri anak:
1.
Ambil
nafas dalam dan bilang pada diri sendiri “Aku berani!”
2.
Tatap
mata si Pengganggu
3.
Bilang
“STOP, jangan ganggu aku!”
4.
Tinggalkan
situasi itu
Yang terpenting untuk pencegahan anak dari pelecehan seksual adalah dengan membangun konsep diri yang positif dan ideal pada anak, Mbak Yasmin menambahkan dapat ditambahkan mengenai pembangunan diri anak, pendidikan mengenai keragaman, membangun sikap mental, dan kemudian membangun sikap komunitas karena penyelesaian masalah dan yang harus dibangun bukan hanya anak anak akan tetapi juga komunitasnya secara sistem.
Mbak Yasmin juga menambahkan cara mengantisipasi
pelecehan seksual adalah dengan cara memberikan pendidikan tentang seksualitas.
Tapi, kemudian muncul pertanyaan.
Siapa yang mengajarkan?
Kapan?
Menurut Mbak Yasmin, yang lebih baik untuk
mengajarkan pendidikan tentang seksualitas adalah orang tua, dikarenakan orang
tua adalah lingkungan terdekat dengan anak, dan tiap keluarga mempunyai nilai
tersendiri yang ingin ditanamkan. Itulah kenapa orang tua menjadi pihak yang lebih
baik mengajarkan mengenai pendidikan seksual.
Dan tepatnya kapan? Sedini mungkin, ketika anak
bertanya dan ketika ada momen.Perlu diketahui bahwa pendidikan seksualitas
bukan berarti mengajarkan mengenai soal seks atau hubugan suami istri. Akan
tetapi dapat dimulai dengan pengenalan mengenai jenis kelamin, dan kemudian
bertahap sesuai dengan usia perkembangan anak.
Mbak Yasmin mencontohkan, dapat dengan diawali
dengan pengenalan Laki-laki dan Prempuan, kemudian pengenalan mengenai tubuh,
lalu dapat kemudian bernjak ke “Darimana aku berasal”
Yang saya suka, Mbak Yasmin juga memberikan
referensi buku-buku yang dapat digunakan untuk membantu memberikan pendidikan
seksual kepada anak. Seperti buku “What Your Child Needs to Know About Sex (and
When)” kemudian ada buku yang lebih sederhana dengan penggunaan Bahasa
Indonesia yaitu buku dengan judul “Apa yang terjadi pada diriku?” yang terbagi atas dua bagian yaitu bagian prempuan
dan laki-laki.
Mbak Yasmin menyaranakn kepada orang tua untuk
membaca dulu sendiri sehingga orang tua tahu persis isi buku, pilih yang tepat,
baca bersama ananda (anak), sehingga dapat memanfaatkan momen ini sebagai momen
berkualitas bersama anak dan diskusikan bersama anak jika ada hal yang perlu
diketahui anak dan hal yang tidak diketahui anak.
Selain membahas mengenai pencegahan seksual pada
anak, Mbak Yasmin juga meceritakan anak anak yang juga belajar di Sekolah
Gemala Ananda, diajarkan untuk memebri
respon lebih. Yang menurut saya dapat dicoba dicontoh, seperti ketika anak-anak
meminta maaf saat anak anak ada yang bermain dan terjatuh.
Mbak Yasmin
bilang “Tidak cukup hanya kamu dengan minta maaf, ada hal lain yg bisa kamu
lakukan lagi tidak?”
“Membantu dia berdiri, Bu”
“Itu hal yang bagus sekali,tapi belum cukup. Ada
lagi hal yang bisa kamu lakukan?”
“Membantu dia pergi ke UKS bu membantu dia
mengobati lukanya”
“Iya, itu hal yang bagus sekali”
Dari situ dapat diselipkan moral pendidikan. Mbak Yasmin secara praktis juga mencontohkan
bagaimana cara mengajarkan pendidikan moral dengan cara penggunaan lembar kerja
bergambar yang berisi situasi besar dimana banyak anak-anak dengan berbagai
interaksi berkumpul. Anak-anak akan diajak bersama-sama mengidentifikasi
interaksi yang baik dan alasan pemilihannya dan dari situ bisa dielaborasi ke
diskusi dengan anak anak.
Terakhir dari Mbak Yasmin untuk membangun
komunitas adalah dengan, membuat kelas idaman dengan cara membuat kesepakatan
yang disepakati dua belah pihak., membuat aturan kelas yang dibedakan dengan
rutinitas, dan adanya pembinaan secara berlanjut.
"...children, of course, begin life with an untarnished sense of wonder, a capacity to experience total joy at something as simple as the greenness of a leaf; ...."- Stanley Kubrick
Foto diambil dari
berbagi sumber di twitter dan teman saya @mferandy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar