Learning From My Plan B (8)
Menuliskan ini untuk Marissa di masa depan tentang rumusan apa yang harus dilakukan jika hilang ide berbuat untuk mimpi dan apa saja yang diinginkan.
Semuanya mungkin mengira tujuan nya adalah menikah, tapi ingin sekali saat itu adalah punya teman bareng-bareng menjalani kedepannya jadi manusia sampai habis masanya dikasih ijin sm Allah.
Dulu banyak mempelajari apa maunya Allah untukku dengan banyak duduk di majelis, bersujud lebih banyak dan benar-benar menjadikan Allah teman ku di keseharian. Seperti mengganti kata Dear Diary menjadi Dear Allah.
Dulu juga banyak melihat apa yang sebenarnya aku mau dalam teman hidupnya sejalan tidak dengan yang sebenernya aku butuhkan dalam kategori sehat, bukan sekedar adiksi rasa menggebu-gebu dan merona merekah di pipiku tiap melihatnya.
Dulu juga banyak berbisik ke Allah, "Allah aku mau juga diperlakukan seperti itu, seperti ini"
"Allah aku mau juga didampingi yg seperti itu, seperti ini". Penuh rasa percaya diri kubisikan apa yang kulihat bagus kepada Allah tanpa melihat apa aku pantas atau tidak. Percaya pada Allah akan kasih kepadaku, jika aku mulai percaya utk memulainya.
Dulu juga banyak melihat ke dalam, ketempat yang hingga kutakuti menemukan sejatinya aku yang gelap dan tidak luput dosa dan banyak celanya. Dengan modal kepercayaan bahwa kutau temanku Allah dan kupercaya kutak sendiri.
Menuliskan ini karena sebentar lagi dua tahun aku menandakan Allah sesungguhnya benar-benar menjawab doa-doaku sampai dengan senyum manisnya yang sempat lupa pernah kubisikkan ke Dia.
Mudah-mudahan aku bisa berprilaku terbaik tiap harinya, sebagai wujud rasa syukurku atas doa-doa yang tidak hentinya Allah jawab, Allah kabulkan dan Allah tunda. Mudah-mudahan aku bisa memelihara kepercayaan ini dengan baik dan hati yang terus diusahakan terang ✨💫💖
Tidak ada komentar:
Posting Komentar