Rabu, 09 Februari 2022

Learning Towards my Plan B (2)

Menulis ini soal dia yang secara percaya diri aku anggap kiriman Dia Yang Maha Mengatur segalanya. Tapi, sebelum buru-buru kucerita, aku menulis ini soal Dia, Allah, Tuhanku Yang Maha Esa yang rasanya dekat sekali aku sampai merasa disayang dengan cukup.
Pada Plan A yang kemudian aku bersungguh-sungguh, menurutku, aku membisikkan ke Dia bahwa mari aku bermesraan denganmu saja rasanya cukup dan tenang. Berdialog aku kemudian tiap hari diantara keraguan soal keberhargaan diri lewat banyaknya suara yang mulai bertanya kenapa tampaknya aku senang sekali sendiri dan mandiri. Aku malah bingung, bukannya mau bersama dengan siapa saja kita memang sejatinya sendiri? Tidak mau repot menjelaskan, karena Dia sudah tau apa yang kumau dan terbaik untukku, aku tidak mau repot lagi.
Tidak apa-apa ada yang dengan cuma-cuma memikirkan, baik sekali rasa sayang atas kesepian yang tidak hinggap di aku. 
Beberapa kali Allah kasih liat, banyak sekali bentuk-bentuk rasa tenang dan kasih sayang. Aku perlu percaya diri dengan apa yg kuteguhi prinsipnya.

Lalu, dia yang datang tidak bicara soal aku dan dia, tapi soal Dia Yang Maha Tahu, yang aku sayang. Aku tak perlu banyak alasan dan sekian banyak uraian, ayo saja. Kenapa tidak. 

1 komentar:

fitrihasanah mengatakan...

kakaaaaaakkkkkkkkkkkkkkk